Allah menurunkan kitab kepada Nabi Musa a.s yaitu kitab Taurat. Kitab ini diberikan saat Nabi Musa sedang berada di Bukit Tursina Gurun Sinai untuk bermunajat. Kalau dilihat maknanya dari bahasa tabrani, taurat itu artinya peraturan, undang-undang dan syariat.

Menurut mantan ketua MUI/Majelis Ulama Indonesia yaitu Prof. Dr. Hamka ada 10 pokok point-point pokok yang ada di kitab Taurat yang ditulis beliau dalam buku pelajaran agama Islam.


  • Mengakui akan keesaan Allah Swt

  • Allah tidak sama dengan mahluk-mahluk-Nya jadi ada larangan untuk menyembah berhala

  • Karena sangat memandang esa Allah. Dilarang menyebut nama Allah dengan sia-sia

  • Hari sabtu adalah hari yang paling mulia

  • Hormat kepada kedua orangtua

  • Jangan pernah mengambil nyawa orang lain

  • Tidak diizinkan kalian berzina untuk alasan apapun

  • Tidak boleh mencuri

  • Tidak boleh memberikan kesaksian yang palsu

  • Hak tiap orang sudah diatur jadi jangan sampai mengganggu hak untuk orang lain


Kitab suci Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil. Firman Allah SWT. “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa. ” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami berikan kepada Musa kitab taurat dan Kami jadikan kitab Taurat petunjuk bagi Bani Israil.” (QS. Al Isra’: 2).

Kitab ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama (Old Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab, yaitu:

  • Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan kejadian alam semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga, dan turunnya Adam, dan sejumlah nabi sampai Yusuf as.



  • Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan tentang keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa as. terhadap Yahwe (Allah Swt), sampai turunnya Sepuluh Perintah.



  • Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.



  • Kitab Bilangan (numbers) yang menerangkan jumlah keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.



  • Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.


Kata suci Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat sendiri memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al Qur’an sebanyak delapan belas kali. Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh firman atau Perintah (Ten Commandements) Allah Swt yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak Gunung Thursina.

Sepuluh Firman atau Perintah yang mencakup asas-asas akidah (keyakinan) dan asas-asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh Perintah Allah Swt tersebut sebagai berikut:

  • Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintai-Nya.



  • Larangan menyembah patung atau berhala, sebab Alllah Swt tidak dapat diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di langit, di darat, maupun di air.



  • Perintah menyebut nama Allah Swt dengan hormat



  • Perintah memuliakan hari Sabat (sabtu)



  • Perintah menghormati ayah-ibu



  • Larangan membunuh sesama manusia



  • Larangan berbuat cabul (mendekati zina)



  • Larangan mencuri



  • Larangan berdusta (menjadi saksi palsu)



  • Larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang orang lain dengan cara yang tidak benar.


Allah bukan hanya memberikan 10 macam aturan kepada Nabi Musa as. Tapi ada juga wahyu lain yang didapatkan yang berkaitan dengan tata cara dalam ibadah shalat, dalam melakukan qurban, upacara, dan masih banyak hal yang lainnya. Nabi Harun a.s membantu dalam penyebaran ajaran yang dilakukan oleh Nabi Musa a.s.

Namun yang membuat hati miris adalah wafatnya Nabi Musa a.s membuat kaum yahudi dapat dengan mudah mengubah isi dari ajaran yang sebelumnya Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s. Jadi hampir setengahnya firman yang telah Allah berikan lewat Nabi Musa as mereka ganti begitu saja,

Hal ini padahal telah ditegaskan dalam Al-quran yang bunyi isinya ialah. “Dan mereka tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya saat mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Jawablah (ya Muhammad): “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembarann-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan apa yang kamu dan bapak-bapak kamu belum ketahui.” Katakanlah: “Allah (telah menurunkannya)”. Kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al An’am: 91)

Jadi Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk membiarkan saja orang-orang yang telah berani dengan sengaja merusak ajaran yang Allah berikan. Yang diubah oleh kaum yahudi ialah sifat-sifat yang ada pada kerasulan serta ajaran-ajaran Allah yang lainnya

Firman Allah Swt. “Apakah kamu (umat Muhammad) masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal sebagian mereka telah mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 75)

Allah menegaskan lewat ayat ini bahwa sifat kerasulan yang ada diubah oleh orang-orang yahudi .

Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN yaitu Syarif Hidayatullah dijelaskan bagaimana cara menyikapi berbagai perbuatan kaum yahudi atas perubahan yang mereka lakukan pada kitab tersebut

“… Oleh karena itu keimanan umat Islam dengan Taurat sebagai satu di antara kitab-kitab suci yang diwahyukan sebelum Al-Qur’an, sudah cukup dalam bentuk membenarkan berita Al-Quran dan hadits Nabi, bahwa dulu Nabi Musa menerima firman-firman Tuhan, yang dinamakan dengan Taurat. Sebagian firman-firman yang disampaikan kepada Musa itu disebutkan dalam Al-Quran dan apa yang disebutkan Al-Quran itu tentu dipercaya sebagai bagian dari kandungan Taurat”.

“Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 53)

“Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan kitab taurat dan Injil,” (QS. Ali Imran : 3)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al Maidah : 44)

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia.” Katakanlah: “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?” Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya” (QS. Al An’am : 91)

“Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah : 46)

“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.” (QS. Ali Imran : 48)

Nabi Musa a.s diberikan kitab Taurat oleh Allah Swt sebagai pedoman kaum bani israil dalam kehidupannya.

Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan cahaya(yang menerangi)”(an-Nisa’, 44)
hukum-hukum serta akidah syariat yang sekarang sudah tidak ada adalah isi dari kitab yaitu taurat yang asli. Jadi kitab yang taurat palsu yang di pegang oleh para kaum yahudi bukanlah kitab yang sebenarnya asli. Ini terlihat dari perbuatan mereka yang sudah melakukan berbagi perubahan pada isi kitab yang palsu itu.

Jadi tidak heran bila para ulama mempunyai pendapat yang sama mengenai ketidak aslian dari kitab taurat yang kini ada di tangan para yahudi. Jadi kesimpulannya orang-orang yahudi pada masa yang berbeda membuat berbagai tulisan dari banyak orang kaum yahudi yang mengarang isi kitab yang ada tersebut.

Allah berfirman, “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(An-Nisa’, 46).

0 comments:

Post a Comment