Kisah Nabi Hud AS diceritakan dalam Al Quran Surah Hud ayat 50-60, Surah Al-Mukminun ayat 31-41, Surah Al-Ahqaaf ayat 21-26, serta Surah Al-Haaqqah ayat 6-8. Nabi Hud AS adalah keturunan dari Suku Aad yang hidup di Al-Ahqaf, di utara Hadramaut antara Yaman dan Oman, di daerah Jazirah Arab.

Kaum Aad adalah kaum penyembah berhala bernama Shamud, Shada, dan al-Haba yang menurut mereka dapat mendatangkan keuntungan, kebaikan, dan kebahagiaan serta menolak kerugian, kejahatan, dan musibah. Nabi Hud AS mempunyai nama lengkap Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Irim bin Syam bin Nuh. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Melka binti Madai bin Japeth (Yafas).

Tempat tinggal kaum Aad sangatlah subur dengan sumber-sumber air yang mengalir dari segala penjuru sehingga mereka hidup makmur, sejahtera, dan bahagia. Mereka berpendapat kalau semua itu pemberian berhala yang mereka sembah. Akibat dari akhlak yang menyimpang itu, terjadilah kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang.

Untuk mengatasi situasi ini, Allah SWT mengutus seorang nabi dari kaum Aad. Nabi itu adalah Nabi Hud AS. Seruan dan dakwah Nabi Hud AS ditolak mentah-mentah oleh kaumnya karena menganggap bertentangan dengan adat istiadat yang selama ini mereka jalani.

Nabi Hud AS pun menerimanya dengan kepala dingin dan lapang dada. Namun, beliau tidak menyerah. Beliau tetap berusaha untuk mengembalikan kaumnya ke jalan Allah SWT, jalan yang benar. Tapi sayang, lagi-lagi kaum Aad menolak mentah-mentah.

Melihat usaha Nabi Hud AS yang selalu ditolak oleh kaumnya, Allah SWT pun menurunkan azab dalam dua tahap. Tahap pertama, Allah SWT mengirimkan kekeringan di ladang dan kebun kaum Aad. Nabi Hud AS masih berusaha meyakinkan kaumnya kalau ini adalah azab Allah SWT dan mengajak mereka untuk bertobat.

Namun tetap saja, seruan beliau tidak dihiraukan. Mereka tetap memohon pada berhala-berhala itu. Azab tahap kedua pun datang berupa gumpalan awan dan mega hitam berupa angin topan yang dahsyat disertai gemuruh yang memporakporandakan tempat tinggal mereka.

Nabi Hud AS dan para pengikutnya berada dalam lindungan Allah SWT. Setelah keadaan tenang, Nabi Hud AS dan para pengikutnya hijrah ke Hadramaut hingga akhir hayatnya.

0 comments:

Post a Comment