1. Cara Memelihara Belut untuk Benih

Belut benih biasanya merupakan belut-belut yang didapat dari hasil perkawinan induk-induk di kolam peternakan. Untuk mempraktikkan cara memelihara belut yang nantinya akan dijadikan benih, kita masih memerlukan kolam pemeliharaan ikan biasa. Ukuran kola mini bisa disesuaikan dengan keingingan pemelihara dan ketersedian lahan. Namun, jika memungkinkan kolam ini sebaiknya berukuran 10 x 10 m.

Saat ini, jika kita melihat ke tempat-tempat pemeliharaan belut, anjuran ukuran kolam tadi sudah banyak diabaikan. Di tempat-tempat tersebut, kolam-kolam pemeliharaan lebih banyak yang berukuran kecil saja sebagai tempat memelihara bibit-bibit induk belut. Sebagian besar dari mereka paling menggunakan kolam dengan ukuran 2 x 3 x 1 m. Namun, dengan ukuran seperti ini kita jangan mengharapkan hasil yang optimal mengingat pergerakan belut pun sedikit terbatas.

Sebenarnya belum ada penelitian mendalam tentang pemeliharaan belut di kolam yang berukuran besar hasilnya pasti lebih optimal, namun sebagian besar peternak belut sudah mengamini jika tempat atau kolam yang luas mampu mempercepat pertumbuhan belut. Ya, kolam yang luas dinilai memberikan kebebasan pergerakan kepada belut sehingga mempengaruhi pertumbuhannya.

Selain luas kolam, hal lain yang tidak boleh dianggap remeh adalah perihal pembuatan tinggi pematang. Tinggi pematang ini sebaiknya kita buat sedemikian rupa sehingga mampu menampung air kira-kira 50 cm dari permukaan tanah. Ini dimaksudkan agar dalam kolam tersebut terdapat air segar dan ruang gerak yang cukup bagi belut-belut yang kita pelihara.

Harus kita ingat, dalam habitat alaminya nelut-belut ini sering berkeliaran di permukaan air dan sesekali mencuatkan mulutnya ke permukaan untuk mendapatkan oksigen secara langsung dari udara. Untuk itu, kita harus mengusahakan agar air yang berada dalam kolam itu tidak diam melainkan mengalir walaupun alirannya itu pelan.

Dalam upaya pemenuhan makanannya yang berupa jasad renik, maka kita perlu menumbuhkan jasad-jasad renik ini dalam kolam. Untuk itu, kita harus melakukan pengolahan yang benar-benar baik terhadap dasar kolam.

Pengolahan ini dimaksudkan agar di dasar kolam itu mampu terbentuk lumpur yang cukup tebal atau paling sedikit harus bisa mencapai 5cm setelah digenangi air. Setelah terdapat lumpur di dasar kolam, kita bisa memberikan timbunan sekam padi yang dicampur dedak dengan perbandingan 1:1, kira-kira setebal 10cm.

Setelah penimbunan tersebut, hal yang kemudian harus kita lakukan adalah memadatkan timbunan pertama tadi dengan cara menimbunnya lagi dengan pupuk kandang. Tebal timbunan ini diperkirakan setebal 15 persen dari kedalaman kolam.

Setelah itu, agar jasad renik tumbuh dengan baik, timbunan-timbunan tadi kita aliri dengan air secara perlahan. Agar timbunan tadi tidak berantakan, kita bisa menutupnya dengan anyaman bambu ataupun tumpukan batu-batu.

Untuk jumlah benih yang bisa ditebar dalam kolam berukuran 2 x 3 x 1 m ini memang belum memiliki patokan pasti. Namun, kebanyakan peternak yang tidak memisahkan induk-induk belut dengan benihnya rata-rata mereka menaburkan sekitar 1kg benih yang memiliki ukuran sekitar 3cm. Atau jika dalam hitungan ekor, setiap persegi kolam bisa ditaburi sekitar 500 ekor belut. Setelah pemeliharaan selama 2 bulan, kita bisa mendapatkan benih-benih tadi sudah mencapai ukuran 5 sampai 8 cm.

Masa pemaliharaan benih belut di kolam ini sebaiknya memang tidak lebih dari 2 bulan, sebab, jika waktu pemeliharaan mencapai 3-4 bulan, maka benih-benih belut ini akan kekurangan makan dan badannya akan kurus. Belut-belut kecil yang sudah mencapai usia 2 bulan sudah bisa kita jual sebagai benih kepada calon peternak.

Namun, berdasarkan yang terjadi di lapangan, banyak juga peternak belut ini yang tidak langsung menjual benihnya karena harganya tidak terlalu mahal. Mereka biasanya memindahkan benih-benih tadi ke kolam lain dan memeliharanya sekitar 3-4 bulan lagi guna mendapatkan ukuran belut yang lebih besar. Belut-belut yang lebih besar ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sehingga mampu mendatangkan keuntungan yang lebih.

2. Cara Memelihara Belut untuk Konsumsi

Jika kita membutuhkan belut untuk keperluan konsumsi, kita memerlukan waktu selama 4 -5 bulan untuk pemeliharaannya. Jika kita memelihara benih-belut yang sudah berukuran 5-8 cm itu selama 4 bulan, kita akan mendapatkan belut-belut yang panjangnya kurang lebih 30 cm. Namun, pemeliharaan yang 4 bulan ini harus kita bagi menjadi dua tahap cara memelihara belut, yang masing-masingnya membutuhkan waktu 2 bulan.

Dua bulan pertama, kita pelihara beluit sesuai dengan yang dilakukan dalam pemeliharan benih. Lalu, sebelum memasuki dua bulan berikutnya, kita harus mengeringkan terlebih dahulu kolam tadi untuk kemudian mengulanginya langkah-langkah persiapan kolam seperti pertama. Ini dilakukan agar belut-belut tadi tidak kekurangan makanan di dua bulan proses pembesaran. Pada dua bulan yang kedua ini ukuran belut sudah mencapai kurang lebih 30cm.

Jika belut-ini telah mencapai ukuran 30 cm, maka kita bisa melakukan pengambilan atau pemanenan belut. Untuk proses ini, kita tidak hanya bisa mengandalkan pengeringan kolam karena belut-belut yang telah dewasa atau berukuran besar sudah pandai membuat lubang-lubang sebagai tempat persembunyian. Untuk itu, cara pengambilan belut-belut yang sudah siap panen ini kita harus menggunakan sistem bubu, wuwu, atau posong.

Untuk melakukan pengambilan belut ini, kita bisa memasang bubu, wuwu atau posong tadi di sisi kolam dengan memberikan umoan terlebih dahulu. Umpan-umpan yang biasanya digunakan adalah daging ulat, serangga kecil atau bisa juga katak-katak yang masih berukuran kecil. Pemasangan bubu ini sebaiknya dilakukan pada malam hari sebelum pengeringan kolam dilakukan.

Karena belut-belut dewasa ini memerlukan makanan dan lubang untuk bersembunyi, biasanya mereka akan dengan mudah masuk ke dalam jebakan yang sudah kita buat. Dengan cara ini, maka penangkapan belut secara besar-besaran atau panen dapat dilakukan denganbaik. Setelah sebagian besar belut tertangkap, maka kita sudah bisa mengeringkan kolam.

Di saat mengeringkan kolam ini, kembali kita harus mengganti bahan-bahan untuk dasar kolam, yakni mengganti sekam padi, dedak, pupuk kandang, jerami serta merang yang diperlukan untuk makanan belut-belut yang akan kita pelihara berikutnya.

Belut-belut yang sudah berukuran kurang lebih 30 cm dan sudah dipanen ini bisa kita jual ke pasar dengan harga yang lumayan tinggi. Hasil dari penjualan belut ini sebagian harus disisihkan lagi untuk membeli benih-benih serta keperluan lainnya. Sementara sisanya merupakan keuntungan yang bisa kita nikmati.

Nah, itulah sekilas pembahasan mengenai cara memelihara belut yang baik. Kita tidak memerlukan lahan yang luas untuk bisa memelihara belut. Lahan yang sempit pun ternyata bisa dimanfaatkan untuk memelihara belut yang mendatangkan hasil cukup lumayan. Jadi, bagaimana? Anda tertarik untuk mengusahakan ternak belut ini juga, bukan?

0 comments:

Post a Comment