Sungguh suatu pengalaman bathin yang tak akan saya lupakan sepanjang hidupku andaikata ada kata syukur yang lebih indah dari kata Alhamdulilah akan saya ucapkan sebagai pengungkapan rasa syukurku pada Allah SWT atas pengalaman yang saya dapatkan ketika melaksanakan ibadah haji bersama keluarga di tahun 2004 yang lalu.

Hari itu selesai melakukan tawaf saya khusyuk berzikir bersama dengan jama’ah haji lainnya didepan pintu ka’bah sambil menunggu waktu shalat ashar. Saya juga memperhatikan betapa banyaknya jama’ah yang sedang bertawaf mengelilingi ka’bah sambil mengucapkan kalimat talbiah. Diantara ribuan jama’ah yang bertawaf tersebut ada yang menarik perhatianku, yakni serombongan wanita muda Arab yang bergamis hitam dan bercadar keluar dari lingkaran tawaf. Melihat rombongan wanita muda Arab tersebut aku teringat tentang cerita seorang temanku. Ia ingin sekali mencari wanita pendamping hidupnya setelah sekian lama terus berusaha mencari tapi selalu gagal atau kandas ditengah jalan, padahal dia sudah mapan dan siap lahir bathin untuk menikah karena takut dosa. Lalu atas saran seorang teman dia disuruh mendatangi salah satu pesantren di daerah pekalongandan dengan tekad dan niat bulat ia menemui kyai dan nyai pengurus pesantren tersebut. Ia utarakan maksud dan keseriusannya bahwa ia ingin mencari seorang istri yang barang kali ada salah satu santri dipesantren tersebut yang bersedia untuk dinikahinya. Teman saya diminta untuk kembali ke pesantren seminggu kemudian. Tepat pada waktu yang dijanjikan, ia kembali dan memperoleh jawaban bahwa ada santri beliau yang bersedia dinikahi. Namun, ia hanya diberi foto seorang wanita yang bercadar, serta nama dan binti dari santri tersebut. Juga diberi tahu bahwa Insya Allah wanita tersebut sholehah. Tapi, dasar teman saya tersebut tekad dan niatnya untuk mencari istri sudah bulat, maka ia menyetujui untuk menikahi wanita tersebut tanpa pernah berpikir lebih lanjut akan fisik wanita tersebut, ‘cantikapa tidak, ada cacat apa tidak’. Sesuatu yang (saat itu) saya pikir adalah normal bagi setiap lelaki.

Mengingat pengalaman teman tadi itulah, ketika rombongan wanita muda Arab yang bercadar tersebut melintas, dalam hati saya sempat terbersit “Ya kalau cantik, kalau nggak gimana ya”.

Pikiran yang selintas, benar benar selintas. Kemudian saya kembali melanjutkan aktivitas. Saya berjalan ke bagian belakang karena merasa wudhu saya batal dan waktu shalat ashar masih agak lama. Ketika saya berjalan ke arah belakang itulah, saya merasa ada yang mengikuti. Saya pun terus saja berjalan karena menganggap itu mungkin perasaan saya aja. Tapi tanpa disadari ketika saya sampai pada tempat wudhu dibagian laki-laki, saya melihat ada seorang wanita yang juga bercadar berjalan terus kearah tempat wudhu wanita dan sepertinya memperhatikan saya. Ketika tiba giliran saya mengambil wudhu saya sempat melirik ke arah wanita tersebut yang jaraknya agak jauh. Saya melihat wanita tersebut juga sedang mengambil wudhu dan dia juga melihat kearah saya sambil membuka cadarnya dan… Masya Allah, saya melihat Cahaya yang sangat indah terpancar dari wajah wanita tersebut yang Demi Allah saya belum pernah melihat kecantikan wajah wanita yang seperti ini baik dimajalah, dikoran maupun di media eletronik lainnya yang bisa memancarkan cahaya kecantikan yang sungguh luaarrrrr biasaa. Saya juga melihat wanita tersebut menggerakkan jari telunjuk tanggannya seperti orang yang melambai. Saya hanya sempat beristigfar lalu kembali melanjutkan wudhu saya dan ketika selesai saya melihat bahwa wanita tersebut sudah tidak ada lagi di tempatnya.

Dalam perjalanan kembali untuk mencari shaff yang kosong saya terus mengucapkan istigfar dan dalam hati berucap “Ya Allah mahluk apa yang engkau perlihatkan pada hamba tadi? Wajahnya terlihat memancarkan cahaya besar dan sangat indah walaupun hamba melihatnya dari jarak yang jauh dan apa pula arti dari lambaian telunjuk tangannya?”

Setelah dapat shaff yang kosong saya lalu shalat taubat 2 raka’at lalu terus beristigfar memohon ampunan dari Allah. Saya sempat berpikir “Ya Allah apakah ini jawaban dari bersitan hati hamba waktu melihat rombongan wanita muda arab yang bercadar melintas waktu hamba berzikir didepan pintu multazzamMu, Engkau perlihatkan pada hamba mahlukMu yang Cantik dan Terindah serta arti dari lambaian jari telunjuknya bahwa jangan pernah perprasangka seperti itu terhadap wanita yang menjaga auratnya meskipun dengan bercadar. Hanya Engkau yang Maha Tahu Ya Allah walaupun hanya terbersit dalam hati...”

Kemudian aku dalam lirih aku bedoa. “Ya Allah Ampuni hambaMu ini yang telah lalai dan berdosa terhadap mahlukMu…”

0 comments:

Post a Comment